Dapatkan motivasi, artikel motivasi, kata bijak, inspirasi, semangat kerja, semangat belajar, dan tips sukses OR

TELADAN : M. Husni Thamrin

Ketika banyak pejabat berlomba memperkaya diri dengan memanfaatkan jabatan, sosok MH. Thamrin adalah anomali. Memiliki kewenangan dan fasilitas sebagai anggota Volksraad, tak membuatnya melakukan korupsi. Bahkan, terang-terangan ia menentang praktik sewenang-wenang pemerintah yang koruptif. Selama menjadi anggota Volksraad, gaji yang diterimanya lebih banyak digunakan untuk membiayai ide-ide yang tidak bisa diongkosi oleh pemerintah kala itu.


Pahlawan nasional kelahiran Betawi ini bukan cuma mencerminkan perilaku bersih, melainkan juga menyadari rasa kebangsaan. Ketika dia berada pada titik untuk mempertahankan rasa kebangsaan, dia sudah tidak lagi memikirkan materi yang bisa ia dapatkan. Justru ia lebih banyak menggunakan uang pribadinya. Salah satu contoh, ketika pemerintah tidak mau memfasilitasi kesebelasan sepakbola pribumi.

Pada masa itu, kesebelasan pribumi bermunculan di Batavia. Namun, mereka tidak mempunyai lapangan sepakbola sendiri. Tahun 1932 terjadi kebakaran hebat di Pasar Baru. Nah, tim sepakbola pribumi berinisiatif menggelar pertandingan amal. Dan mereka meminta izin untuk memakai lapangan sepakbola yang waktu itu hanya dimiliki tim-tim sepakbola Belanda. Karena tidak kunjung mendapat respons, tim sepakbola pribumi mengadukan hal ini kepada Thamrin.

Maka, Thamrin pun kemudian menyampaikan aspirasi itu di Volksraad, namun karena suaranya tidak didengar, ia kemudian mengeluarkan uang pribadi sebesar 20 ribu gulden untuk membeli tanah di daerah Roxi untuk dijadikan lapangan sepakbola untuk tim pribumi.


Macan Volksraad
Di kalangan para pelaku pergerakan, Thamrin dikenal sebagai tokoh kooperatif. Karena memilih berjuang di jalur resmi, ia kerap dinilai lembek. Namun, di mata pemerintah kolonial, Thamrin justru dianggap paling berbahaya karena ia menggunakan jalur resmi untuk menentang pemerintah kolonial Belanda.

Sikap keras Thamrin, misalnya, ia tunjukkan ketika menyuarakan persoalan mikro, seperti kampung yang becek tanpa penerangan dan masalah banjir. Ia pun tak segan memprotes mengapa perumahan elite Menteng diprioritaskan pembangunannya, sedangkan kampung kumuh diabaikan. Ia juga lantang mempersoalkan harga kedelai, gula, beras, karet rakyat, kapuk, kopra, dan semua komoditas yang dihasilkan rakyat.

Dengan tegas ia menolak kebijakan yang menyengsarakan rakyat itu. Ia berbicara tentang pajak dan sewa tanah. Bersama anggota lain di Volksraad, Thamrin mempertanyakan anggaran pertanian yang hanya 57 juta gulden, padahal anggaran untuk tentara 174 juta gulden. Bahkan, dengan berani, ia juga menuding pemerintah kolonial Belanda telah melakukan kejahatan kemanusiaan dan meminta untuk membatalkan kebijakan yang menyengsarakan masyarakat kecil yang sedang mengalami krisis.

Sikap serupa juga ditunjukkan ketika melihat perilaku para tuan tanah yang berlimang kekayaan dengan memeras keringat buruh perkebunan. Karena suaranya yang vokal membela kepentingan masyarakat, Thamrin pun dikenal sebagai Macan Volksraad. Sikapnya ini mencerminkan bahwa dia bukan hanya tokoh yang bersih dan berani menentang kesewenang-wenangan, melainkan juga tokoh yang banyak menghabiskan uangnya untuk kepentingan masyarakat dan dunia pergerakan kemerdekaan Indonesia. Karena aktivitasnya ini, Thamrin juga dikenal sebagai penyokong para tokoh pergerakan.

Ya dia adalah orang yang kerap mengongkosi biaya hidup para tokoh pergerakan ketika berada dalam penjara. Ia sering kalah dalam pemungutan suara, tetapi tetap mengajukan mosi bila ada aturan pemerintah Hindia Belanda yang merugikan perjuangan kaum pergerakan. Thamrin memang kooperatif, tapi sampai akhirnya hayatnya justru Thamrin dianggap berbahaya oleh pemerintah Hindia Belanda. Thamrin tidak mengibarkan bendera Belanda di rumahnya pada ulang tahun Ratu Wilhelmina, 31 Agustus 1940.

Dalam suatu kesempatan, ia juga mempelesetkan JINTAN, obat kumur murah buatan Jepang, menjadi "Jenderal Japan Ini Nanti Toeloeng Anak Negeri". Selain itu, tokoh Jepang Kobajashi dipanjangkan menjadi "Koloni Orang Belanda akan Japan Ambil Seantero Indonesia". Ia dikenai tahanan rumah karena dianggap tidak setia kepada Belanda dan main mata dengan pihak Jepang.

Biografi Singkat :
Mohammad Husni Thamrin

Mohammad Husni Thamrin adalah seorang politisi era Hindia Belanda yang kemudian dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia.
Lahir: 16 Februari 1894 (119 tahun), Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kota Administrasi Jakarta Pusat, Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar