Jakarta (voa-islam.com) Media ini melalui rubrik opini, beberapa 
waktu yang lalu, berdasarkan informasi yang sifatnya ‘inside’, sudah 
mengungkapkan, bahwa Amerika Serikat, Inggris, Australia, Selandia Baru,
 dan Singapura, tidak akan mendukung Prabowo Subianto.
Sekarang, media New York Times, tanggal 26 Maret 2014, memberitakan, 
bahwa Amerika Serikat tidak memberikan dukungan kepada Prabowo 
Subianto.Prabowo dianggap mengancam kepentingan Amerika Serikat di 
Indonesia.
Di mana Amerika Serikat memiliki banyak perusahaan besar, seperti 
Free Port, yang merupakan perusahaan tambang emas, terbesar di dunia. 
Indonesia hanya mendapatkan 1 persen dari Free Port, yang dimiliki oleh 
perusahaan Yahudi-Mc.Moran, serta komisarisnya mantan Menlu Amerika 
Henry Kissinger.
Nampaknya, pemberitaan soal sikap Amerika Serikat tidak merestui 
Prabowo sebagai capres membuktikan campur tangan pihak Amerika Serikat, 
sangat kuat terhadap hasil Pilpres 2014.
Sikap Prabowo yang keras dan terus menggelorakan nasionalisme itu, 
menjadi alasan Amerika Serikat tidak merestui Prabowo sebagai capres. 
Ini jelas bertentangan dengan kepentingan Amerika Serikat di Indonesia.
Mungkin Amerika Serikat takut kepada Prabowo yang karakternya tidak 
berkompromi itu, dan Prabowo akan berubah seperti Hugo Chavez, yang 
menggelorakan anti Amerika Serikat di Amerika Latin, dan kemudian 
melakukan nasionalisasi terhadap seluruh perusahaan minyak di negara 
itu.
Sebelumnya, harian New York Timesmemberitakan soal penolakan Amerika 
Serikat (AS) terhadap Prabowo Subianto apabila menjadi presiden. Amerika
 Serikat sangat keberatan apabila Prabowo nantinya menjadi orang nomor 
satu di Indonesia.
Amerika Serikat, nampaknya akan memilih Jokowi, yang dianggap lebih 
lunak, dan dapat diatur, seperti tergambar dari pemberitaan di media 
Amerika terhadap Jokowi. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Inggris, 
William Hague, melakukan kunjungan ke Balai Kota DKI, dan bertemu dengan
 Jokowi, dan menyatakan dukungannya kepada capres PDIP itu.
Sungguh sangat naif, bila Amerika Serikat menolak Prabowo dan 
mendukung Jokowi. Ini akan menjadi preseden sejarah, PDIP dan Jokowi 
yang mengaku membela rakyat dan ‘wong cilik’ ternyata dibelakangnya 
kepentingan Barat, yang memang ingin menjajah Indonesia.
http://www.nangroeaceh.com/amerika-khawatir-jika-prabowo-jadi-presiden-bisa-bisa-indonesia-balik-menjajah/ 
 

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar