Bersikap janggal di tempat kerja, apalagi sok
bergaya anti-mainstream, bisa menjadi kesalahan
fatal. Sah-sah saja jika Anda bekerja dengan
gaya berpakaian ala seorang rockstar, atau Anda
sok galak kepada bawahan, terlambat datang di
meeting, atau menjadi makhluk kantor yang
paling malas. Semua itu masih bisa diperbaiki.
Tapi, Anda harus memiliki suatu komunikasi yang
baik dengan bos. Untungnya, ada beberapa cara
yang efektif untuk berkomunikasi dengan bos.
Lebih Smart dari Smartphone. Ponsel/smartphone
adalah alat yang hebat. Gunakan manfaatnya
untuk memberitahu bos bahwa Anda pekerja yang
selalu up-to-date dan siap siaga setiap saat.
“Pak Derry, ingatkan saya di meeting untuk
memberi laporan tentang penawaran dari
Singapore. Kelihatannya potensial,” adalah pesan
teks yang ideal untuk menyeruak ke dalam otak
bos pada pukul 9:30 malam. Dan, ketika Anda
sedang berada di jalan, kirimkan buletin atau
‘sekilas info’ tentang prospek yang bisa
terwujud, supaya bos tahu bahwa Anda terus
menerus membaca, berpikir, dan menindaklanjuti
pekerjaan Anda. Jangan terlalu banyak, cukup
komunikasikan bahwa Anda senang bisa bekerja
sebagai bawahannyan tentu saja, dengan gaya
profesional .
Maksimalkan Fungsi e-mail . Gunakan kalimat
pendek dan jelas dalam e-mail Anda. “Meeting
dengan Pak Doddy. Tolong beritahu saya kalau
Pak Derry butuh lebih banyak materi.” Inilah
jenis e-mail yang sempurna. Sedangkan yang
berikut ini adalah jenis e-mail yang tidak
disarankan: “Bos, Anda punya jadwal meeting
dengan Pak Doddy, bukan Pak Deddy, dari PT.
Sinergi Perkasa. Meeting dilaksanakan di ruang
rapat lantai 21, pukul 10 pagi hari ini. Jangan
lupa ya. PS: Kalau masih membutuhkan sejumlah
materi pendukung mohon hubungi saya.” Tidak
disarankan karena banyak ditemukan indikator
kerancuan yang sangat mungkin terjadi. Fungsi
yang kedua, e-mail bisa membantu Anda saat
meminta bos untuk ‘membuat keputusan’, kapan
pun, sepanjang hari.
Tampilkan Kesan Berbobot. Semua bos benci jika
harus mendengarkan ocehan yang panjang –
apalagi tidak penting. Jadilah seorang ‘master’
diskusi. Bos mungkin yang meminta
diselenggarakannya meeting, tapi upayakan agar
Anda yang menentukan iramanya, mengatur
konten, dan mengatur struktur yang jelas.
Jangan buang waktu bos. Jadi, buatlah meeting
yang singkat, namun padat, dan tepat sasaran.
Lalu, bila Anda sudah selesai, berikan kesan
bahwa Anda meninggalkan ruangan meeting
dengan semangat, karena Anda seorang pekerja
yang sibuk. Tapi, berhati-hatilah jika perhatian
bos sering terpecah. Karena itu, ingatlah bahwa
Anda harus sampai di ruang meeting dengan
sesuatu yang konkret: Perencanaan, tindakan,
gurauan, senyuman. Ya. Itulah yang dinamakan
meeting.
Jadi Master-meeting. Tentunya, tidak ada yang
bisa menggantikan meeting sebagai sarana untuk
berbicara langsung dengan bos. Anda
berkesempatan untuk menunjukkan beberapa hal
penting kepada bos, misalnya:
Membuat bos terkesan. Tapi jangan terlalu
‘pamer’, cukup dengan menunjukkan –dan
membuktikan– bahwa Anda tahu dan mampu
melakukan pekerjaan Anda.
Mampu mengalahkan musuh dan pesaing.
Mereka mungkin hanya perlu didorong sedikit
agar jatuh.
Mendapat sedikit pujian yang tepat. Jangan
berpikir itu bukan bagian penting daripada
pekerjaan.
Berorientasi pada masa depan. Banyak
wawasan diperoleh para pengamat yang jeli.
Memancing tawa. Orang umumnya mudah bosan
saat meeting, jadi jika Anda berhasil
menyisipkan humor ringan –yang cocok dengan
selera bos– maka suasananya akan membantu
membuat bos senang.
Pastinya, meeting yang bagus adalah yang
singkat, fokus, dan membuat semua orang merasa
nyaman. Perlu diingat bahwa tujuan asli dari
semua meeting –apa pun topik utamanya– adalah
untuk keluar dari ruangan meeting dengan
perasaan lebih kuat daripada waktu meeting
dimulai.
Membawa Kabar Buruk . Menceritakan hal buruk
pada bos mungkin dapat membuatnya kecewa,
atau bahkan marah. Tapi, biarkan dia tahu bahwa
Anda berani mengambil risiko itu dan juga Anda
tidak sepenuhnya takut padanya. Bos mungkin
akan berteriak marah kepada si pembawa kabar
buruk. Tapi, menindak pembawa kabar buruk
barangkali malah akan menjadi tindakan terburuk
yang dilakukannya. Pilihannya: Kebenaran versus
manajer-manajer ABS (Asal Bapak Senang). Nah,
mungkin Anda akan kaget pada beberapa orang
pembawa berita buruk yang dimarahi tapi
kemudian dipanggil kembali dan mendapatkan
pernyataan maaf dari sang bos –yang mengaku
khilaf. Pengakuan dari kesalahan ini ibarat emas
murni untuk karyawan yang cerdas.
Pasang Telinga, Bukan Mulut . Semua bos
biasanya berpikir bahwa orang-orang yang
mendengarkannya adalah yang paling
komunikatif. Jadi, duduk manis dan dengarkan
dia. Sebisa mungkin, tawarkan lebih banyak
pertanyaan daripada jawaban, hingga pada
akhirnya sang bos akan merasa betapa
menyenangkannya saat Anda dan dia bisa
berdiskusi serta mengeksplor ide-ide baru. Dan
siapa tahu, pada titik tertentu mungkin Anda
bergerak pelan-pelan tanpa suara dan tanpa
kentara ke dalam zona yang berada di luar bisnis,
yaitu zona perbatasan yang dikenal dengan nama
‘persahabatan’. Ini artinya, Anda punya
kemungkinan untuk lebih menikmati waktu Anda
dengan bos. Tentunya, dengan lebih menikmati
gaji yang lebih tinggi.
Berkomunikasi Dengan Bos Anda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar