Usianya tidak muda lagi dengan tubuh yang mulai renta. Tapi Pudi, begitulah panggilan akrab masyarakat di bilangan jalan tentara Pelajar dan sekitarnya menyapa Daeng.Nyampa. Dialah sosok lelaki tua dengan gerobak pisangnya berjualan di sepanjang jalan tentara Pelajar dan menyusuri ruko-ruko yang berjejer di sepanjang pasar Butung.
Sudah hampir 30 tahun Pudi menekuni jualan pisang dengan gerobaknya. “Semakin banyak jualan semakin banyak pusing, untuk itu saya cuman jual pisang.” jawabnya singkat.
Di usia yang renta, kondisi fisik pun mulai goyah, namun tidak membuatnya untuk berkeluh kesah. Kini ia tak lagi bisa menengok kiri dan kanan, di karenakan lehernya yang sakit. Tapi lelaki tegar ini meskipun ia tak mampu menoleh ia tetap menghadap ke depan menghadapi hidup yang penuh dengan tangan.
Daeng Nyampa mulai berjualan dari jam 6 pagi hingga jam 6 sore. Di siang hari ia pun sejenak berisitrahat di bawah teduhan ruko-ruko yang berjejer di sepanjang jalan sekedar menikmati sebungkus nasi yang dibelinya.
Namun ia selalu bersyukur, tetap tersenyum dan bersabar menghadapi hidup. Dilingkungannya ia dikenal sosok ramah dan ersahabat dengan siapa saja, mulai dari tukang becak, masyarakat, polisi, hingga pengusaha Tionghoa. Tak jarang, jualan pisagnya dibagikan kepada masyarakat sekitar lingkungannya.
Meskipun hidup di kota Makassar tidak mudah dijalani, ia tetap memilih kota Makassar dibandingkan kampungnya di Je’ne’ponto. Selama 29 tahun hidup di kota Makassar bukanlah waktu yang singkat, dengan jualan pisang tanpa sanak saudara, tanpa rumah, tetap membuatnya sabar dan tabah, tak mengeluh, mencoba tetap tersenyum dan menerima kenyataan bahwa inilah hidup yang penuh perjuangan dan kerja keras.
Entah apa yang membuatnya tidak ingin pulang ke kampung halamannya, ataukah memang kota Makassar mempunyai daya pikat yang tinggi sehingga ia berbetah-betah tinggal di Makassar meskipun hidup hanya sebagi penjual pisang keliling? Namun, kerja keras dan perjuangannya setidaknya bisa menginspirasi bagi siapa saja untuk tegar menjalani hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar