Ternyata memang ada beberapa hal yang dikatakan ayah itu selalu benar. Jadi ingat saat jaman masih remaja, masih rebel dan inginnya membantah saja.
Dan kalau diingat lagi, sekarang rasanya menyesal mengapa saat itu Anda membantah. Memicu pertengkaran yang saat ini jadinya disesali. Well, ketimbang menyesalinya saja, mari kita jadikan pelajaran, hal apa saja yang sering kita bantah namun ternyata benar.
Dear ayah, artikel ini kami apresiasikan untukmu
Kata ayah dulu: "Hanya karena kamu punya uang, bukan berarti kamu harus menghabiskannya sekarang..."
Beberapa tahun lalu perkataan ini membuat Anda mengurung diri di kamar. Dan sebal karena dilarang ini itu. Padahal kan uang itu uang hasil tabungan Anda sendiri, jadi tak apa kan apabila Anda menghabiskannya?
Tetapi mengapa malah ayah jadi ikut-ikutan dan bikin mood Anda tak karuan? Toh barang yang dibeli juga akhirnya Anda pakai juga
SEKARANG...
Sekarang Anda tahu, bahwa saat memiliki uang memang tak harus dihabiskan saat itu juga. Karena tak hanya pengeluaran saja yang perlu dipikirkan, saving juga salah satu hal terpenting yang akan dibutuhkan dalam hidup. Selain mengatur apa-apa yang harus dibeli, Anda juga wajib menyisihkan sebagian penghasilan terlebih dahulu untuk bekal di masa depan.
Entah itu nanti dipakai sebagai biaya sekolah lagi, biaya pernikahan, biaya melahirkan, beli rumah, beli mobil, atau apapun itu nanti.
Kata ayah dulu: "Tidak ada pria yang cukup baik untukmu"
Begitu juga dalam memilih kekasih, kalau kata ayah dulu sih memang tak ada pria yang cukup baik untuk Anda. Bukan berarti Anda tak pantas bersanding dengan siapapun, namun pesan ini sebenarnya menyuruh Anda berhati-hati dalam memilih pria.
Jangan terlalu cepat puas dan memberikan semua harapan padanya, sampai akhirnya berulang kali pula Anda sakit hati. Kenali banyak pria dan jadikan mereka semua teman Anda, dengan demikian Anda bisa memilih dan mengetahui, mana pria yang memang terbaik di antaranya. Sekalipun mungkin memang tak ada yang sempurna...
SEKARANG...
Anda tahu benar, apa yang dikatakan ayah itu demi masa depan Anda. Jatuh cinta, patah hati adalah sebuah proses. Tetapi, ayah mana sih yang tega melihat anaknya selalu merasa sakit? Ayah adalah pria, dan ia tahu bagaimana sikap pria yang seharusnya menghormati dan mencintai anaknya. Untuk itulah ayah selalu ingin anaknya berhati-hati dalam melabuhkan hatinya.
Kata ayah dulu: "Kamu bisa kok memberikan yang lebih baik lagi"
Dulu Anda akan sedih dan menangis, dan merasa bahwa ayah telah tidak menghargai anaknya sendiri. Ini sudah usaha yang terbaik yang Anda berikan, kok rasanya ayah tidak pernah puas sih?
Alhasil, Anda selalu enggan bertemu dan ngobrol dengan ayah. Dan dengan sembunyi-sembunyi mengambil keputusan tanpa terlebih dahulu berbincang dan berdiskusi dengannya.
SEKARANG...
Bisa memberikan yang lebih baik lagi, itulah yang ayah percaya dari anaknya. Sekalipun sudah memberikan hal yang baik dengan segenap usaha, memang seharusnya seseorang tidak pernah puas. Ayah mengajarkan hidup untuk selalu punya passion. Untuk selalu mengejar apapun yang diinginkan dan tidak stuck di situ-situ saja.
Kata ayah dulu: "Jangan keburu bekerja dulu kalau sedang sekolah..."
Padahal kan Anda ingin membantu meringankan biaya sekolah. Dan lagi, dengan magang atau bekerja sambil sekolah bisa menambah pengetahuan kan?
Tetapi mengapa ayah selalu menentang? Dan memaksa untuk tetap fokus pada sekolah. Apa pikiran Anda itu salah dengan ingin membantu orang tua? Ahh...
SEKARANG...
Anda tahu kini apa maksud ayah. Membantu orang tua adalah dengan bersekolah dengan maksimal, serta cepat lulus untuk kemudian terjun di lapangan kerja. Mungkin magang memang asyik, selain dapat duit juga dapat pengalaman. Tetapi Anda akan kelelahan, kecapekan, secara fisik kesehatan akan menurun serta Anda kehilangan banyak waktu menikmati masa muda Anda. Alhasil, banyak hal yang justru dijalani tidak maksimal, bahkan mungkin molor dari waktu yang dijadwalkan.
Kata ayah dulu: "Jangan terlalu percaya pada teman, pilih yang memang terang-terangan menjelekkanmu di depan..."
Begitulah kata ayah dulu, dan hal itu membuat Anda serba salah. Berteman dengan si ini atau si itu selalu saja dimata-matai, selalu saja ayah ingin tahu, dan mengingatkan ini itu. Apa sih salah mereka? toh mereka hanya teman, dan kelihatannya mereka semua baik kok.
SEKARANG...
Anda tahu, bahwa sebenarnya teman yang baik bukanlah teman yang menusuk dari belakang. Teman yang terbaik adalah mereka yang berani berbicara keburukan Anda di depan, kemudian tetap merangkul Anda sebagai teman.
Terima kasih ayah, telah memberikan pelajaran hidup yang sangat berharga. Aku mencintaimu Ayah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar