Kisah Nyata Ciputra, Bangkit Dari Keterpurukan
Siapa yang tidak kenal Ir Ciputra ? Seorang konglomerat di bisnis properti. Ada yang menyebutnya sebagai kaisar real estate atau raja perumahan mewah. Ada juga yang menyebutnya maestro developer properti di Asia dan Pasifik.
Buah keberhasilan Ciputra di dalam bisnis dibagikan kepada masyarakat dalam bentuk sumbangan dan dukungan untuk kegiatan pendidikan, seni, dan olahraga.
Krisis ekonomi yang melanda Indonesia juga pernah menghantam Ciputra, bahkan itu hampir membuat kerajaan bisnisnya terpuruk.
"Pada waktu saya susah, saya punya selimut dan bantal itu penuh keringat. Itu keringat saya. Dingin, suhunya panas. Terasa panas, suhunya dingin. Saya sepanjang malam saya tidak bisa tidur. Saya bangun, saya lihat burung kok bisa bernyanyi, saya sudah tidak bisa bernyanyi"
"Pertama kali saya melihat satpam saya, dia lebih kaya dari saya karena dia gak punya hutang,"
Banyak pengusaha yang akhirnya gulung tikar bahkan tidak sedikit yang mengalami gangguan jiwa. Bagaimana dengan Ciputra ?
"Saya nangis, berlutut di kakinya. Saya mengaku salah. Semuanya saya yang salah. Salah saya meninggalkan Dia. Saya sudah lama tidak baca Alkitab. Dalam Alkitab menyatakan "Jangan Anda berhutang!" antara lain dengan Anda berhutang Anda menjadi budak dari si pemberi hutang. Memang saya sudah menjadi budak,"
Tidak sedikit jumlah hutang yang harus dilunasi Ciputra. Bagaimana Ciputra melunasi semua itu ?
"Pertama kami datang kepada mereka yang memberi hutang. Minta kesempatan. "Ini uang saya pinjam dari Anda, saya pake untuk proyek ini. Tidak pindah ke tempat lain. Semua kami pakai disini. Kami tidak bawa ke luar negeri. Kita ingin negoisasi. Kita menyerah kepada BPPN : inilah kerjaan kita. Tidak ada yang kita umpet."
"Bank kita, kita surronder. Mau ditutup pemerintah. Ada bank Jaya…surronder. Semua kita surronder. Dari kreditur dalam negeri kita menyerah. Mereka tahu ini krisis nasional, mereka berikan kesempatan"
"Kami berunding dengan pembeli. "Eh kamu punya pondasi, kamu kan baru bayar 20%. Ambil saja tanah ini buat kamu. Rumah baru selesai separuh, dia sudah bayar penuh, you ambil dua rumah. Udah diselesaikan. Oh pemborong, oh kita ganti saja dengan rumah yang belum selesai atau kasih kavling. Semua dapat selesai. Haleluya !"
Setelah krisis ekonomi, Ciputra telah kembali bangkit dan bisnisnya bertumbuh pesat. Krisis membuka peluang bagi Ciputra untuk mengembangkan bisnisnya, bukan hanya di Indonesia, tetapi sampai ke mancanegara : Singapura, Hawaii, Hanoi, Calcuta, dan Kamboja.
Krisis ekonomi yang hampir membuatnya terpuruk telah merubah kehidupan rohani Ciputra. "Saya tahu kalau saya hidup buat Tuhan, Dia Maha Kuasa, Maha Abadi, Maha Penyayang. Kalau dulu echo kepada diri kita, sekarang kepada Tuhan," pungkasnya.
Sumber Kesaksian :
Ir. Ciputra
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar