Selalu ceria dan nakal selayaknya anak kecil. Sepintas anak ini seperti tidak memahami arti meninggal dunia. Tapi sebenernya jauh didalam hatinya dia ngerti. Cuma dia tidak menunjukanya seperti orang dewasa. Pernah dia kepergok ngomong berdua sama adiknya Rani (3 tahun) bilang: “Kita begini kan karena Bapak sudah tidak ada”. Gak jelas maksudnya begini itu apa.
Yang bikin Ibunya kaget dia pernah tanya gimana caranya kalo mau ketemu bapak. Apakah bunuh diri saja yah.. sambil cengar cengir.. Ibuanya cuma bilang hush…
Pernah lagi dia tanya apakah Ibunya gak pengin punya bapak baru (suami baru maksudnya). Ibunya cuma bilang: “trus bapak Hendry di Surga gimana?”.. dia cuma cengar cengir. Tiap hari selalu diajar untuk mendoakan Bapaknya di Surga. Rupanya tertanam konsep bahwa kematian itu suatu kehidupan yang lain.
Suatu waktu kelinci piaraanya mati kemudian ia menulis surat di secarik kertas yang terhempas disudut ruangan. Ketika menyapu lantai Ibunya memungut lalu membacanya. Rupanya itu surat untuk bapaknya. Lihat foto dibawah:
Memang susah dibaca, berikut terjemahannya:
Quote
selasa 2 oktober 2007
makam bapak hendriyanto yang sudah meninggal dunia
pak tolong jaga kelinci Alif
pak dapet salam dari ibu peluk cium sayang untuk bapak
salam juga dari ade Rani
ade dan kakak kangen sama bapak
bapak seneng ya disurga semoga bahagia selamanya
pa tungguin ya kaka ibu dan ade rani ya pa di surga
Ibunya membaca dengan berlinang linang air mata. Anaknya yang selalu tampil cuek dan jahil itu ternyata punya kesan yang amat mendalam dengan kematian.
Buat Alifku, ini doamu Om pasang disini biar dibaca semua orang ya nak, semoga semua orang ikut mendoakan Bapak di Surga. Amien ya Allah amien, besok jadi buka puasa bareng si Ntong di TPI? yuk Om anter…..
----------------
Disclaimer: Artikel ini ditulis oleh Wibisono Sastrodiwiryo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar