Saat akan berbuat baik, mungkin banyak di antara kita yang kerap
bertanya-tanya atau berharap apa kira-kira manfaat yang bisa didapat
atau keuntungan apa yang akan diperoleh. Namun berhitung seperti itu
justru tak pernah mendatangkan kebaikan karena kita akan selalu mengukur
perbuatan baik kita secara matematis. Kita membantu karena ingin dipuji
orang. Kita menyumbang karena berharap disebut sebagai orang baik.
Saya percaya ketulusan adalah nyawa dari perbuatan baik. Perbuatan baik
akan bernilai jika kita tulus melakukannya. Ada pepatah bijak yang
menyebutkan bahwa siapa yang berbuat baik maka ia akan mendapat balasan
baik pula. Dan siapa yang berbuat sebaliknya akan mendapat hal yang
sebaliknya pula.
Netter yang luar biasa,
Tema itulah yang saya bahas pada talkshow di Radio Sonora Network pada Senin pagi (2/4), yaitu: Nilai Kebaikan.
Seperti apa nilai kebaikan itu? Seorang pendengar menelepon ke studio
dan menyebutkan tema itu terjadi padanya. Katanya, selama ini ia
menyelenggarakan kegiatan untuk membantu para pengusaha UKM
mengembangkan usahanya atau membantu mereka yang ingin menjadi
pengusaha. Kegiatan itu ia lakukan tanpa pamrih dan semata-mata untuk
membantu.
Suatu ketika ia mendapat tawaran dari seseorang yang merasa telah
terbantu dengan program itu. Yang mengejutkannya, tawaran itu ternyata
merupakan impian dia selama ini. Pesan yang ingin disampaikannya,
kebaikan akan berbuah kebaikan pula bahkan lebih besar dari yang
dilakukannya.
Itu hanya satu ilustrasi. Dan kita semua pasti pernah mengalami hal
semacam itu. Kita tiba-tiba mendapat bantuan yang tak disangka-sangka
dari seseorang yang dulu pernah kita bantu. Bantuan itu mungkin jadi
penolong kita, mungkin pula merupakan kesempatan baik yang jika dikelola
akan menjadi jalan menuju sukses luar biasa.
Penulis : Andrie Wongso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar