(Thanks untuk Pak Wartana yang merangkumkan radiotalk ini!)
Mbak Riri akan berangkat ke USA untuk belajar….(kok belajarnya jauh jauh amat, Mbak…?)
Topic ini dipilih karena sehubungan dengan focus bulan ini, yaitu tentang Leadership.
Training Leadership:
Coaching And Counseling For Leaders 24-25 October 2011.
Registrasi: 021 351 8505
(boleh ikut lagi seumur hidup, tapi …..gak boleh diwariskan ke anak cucu J)
Pemimpin bukan hanya untuk organisasi saja tapi juga pemimpin untuk diri sendiri, self leadership.
EQ tips dari Pak Martin:Tes kepemimpinan yang sesungguhnya: “Apakah
tanpa posisi, tanpa gelar, tanpa pangkat, tanpa kemampuan untuk
mengasih hadiah ataupun memberi hukuman, MASIHKAH ORANG AKAN TETAP
MENGIKUTI ANDA?"
Kisah Si Tukang Pos.
Ketika gedung WTC di Amerika ditabrak pesawat, seorang tukang pos
berteriak teriak minta orang orang untuk secepatnya meninggalkan gedung.
Dia naik kesetiap lantai dan memaksa orang untuk keluar gedung. Pada
saat situasi sudah tenang, ternyata tukang pos itu tidak bisa
ditemukan……, kemungkinan besar beliau telah menjadi korban, setelah
menyelamatkan begitu banyak orang. Dia adalah seorang pemimpin!
Kisah tentang Self Leadership:
Sebuah kisah nyata dari, sebut saja namanya Gatot dan Indrawan.
Sebagai Product Manager, mereka tidak punya bawahan. Mereka merasa sedih
karena tidak mempunyai kesempatan untuk memimpin anak buah. Padahal
sebagai seorang pemimpin, tanpa anak buahpun dia bisa meluaskan
pengaruhnya kepada karyawan lain diluar bagiannya.
Disisi
lain, seorang Presiden Direktur, sebut saja dia Hendrawan, juga merasa
sedih. Bawahannya banyak, tapi dia tidak bisa mengendalikan perusahaan,
akibat campur tangan dari pemilik perusahaan. Dengan jabatan yang
tinggi, ternyata dia tidak bisa berperan sebagai pemimpin.
Kesimpulannya: Posisi tidak otomatis menjadikan kita memimpin.
Tanpa posisi, tidak menghilangkan peluang kita berperan sebagai pemimpin.
Bedanya “L” besar dan “L “ kecil, bukanlah dari sisi pangkat, tapi dari pengaruhnya.
Ingat kata John Maxwell: Leadership is not position, but action.
Apakah kita:
- Punya kendali atas apa yang kita kerjakan?
- Punya pengaruh terus menerus terhadap kualitas dan pengalaman untuk orang lain?
- Bisa memberikan inspirasi dan pengaruh positif kepada orang lain?
- Bekerja untuk mencapai suatu goal dengan mempengaruhi orang lain? (misalnya seorang resepsionis menyemangati orang lain:”Ayo, cheer up!”)
Tanpa pangkat atau jabatan anda masih bisa memimpin.
Contohnya: Ada seorang Training Officer, yang setelah mendengarkan Smart Emotion,
mengusulkan kepada Presiden Direktur nya, yang kebetulan ditemuinya,
agar EQ orang orang diperusahaan dipoles. Bapak Pres Dir sampai
berkomentar kepada Pak Martin:” Saya gak ngerti bagaimana staff saya
merasa begitu yakin sekali kepada Anda”. Ternyata EQ memang membantu
sekali membereskan masalah di organisasinya. Si Training Officer telah
berperan sebagai seorang leader! (seorang Presiden Direktur aja bisa dia pengaruhi……pengaruh Pak Martin ternyata seperti ‘penyakit’ menular ya….?! ;-))
8 Tantangan Kepemimpinan (Leadership Call for Action), apabila Anda:
- Merasa mulai mengambil kendali atas impian, cita cita dan tujuan hidup Anda.
- Berusaha membuat organisasi Anda menjadi lebih baik dan lebih baik.
- Berusaha menerima dan mengambil tantangan dan kesempatan baru.
- Meningkatkan service untuk pelanggan Anda.
- Berusaha untuk membuat orang lain merasa lebih baik. (dengan menolong, konseling)
- Berusaha memecahkan masalah yang muncul.
- Berusaha untuk membuat orang menjadi lebih baik
- Menjadikan dunia disekitar anda menjadi sedikit lebih baik.
6 Tips Menjadi Pemimpin Luar Biasa (Mark Sanborn):
- Self mastery. Lebih sadar dan peka terhadap diri sendiri dulu, sebelum memimpin orang lain.
- Focus. Fokus pada apa yang kita kerjakan dengan waktu dan energy yang ada.
- Power With People. Kemampuan untuk konek, nyambung dengan orang lain.
- Persuasive Communication. Bukan ‘tell’ tapi ‘sell’. Menjual ide. Defisini menjual: promosikan, membantu orang mengambil keputusan yang lebih baik. (bukan memerintah, tapi mempengaruhi orang untuk mengerjakan apa yang kita mau)
- Execution. Jangan cuma bisa ngomong doang, tapi juga bisa meng-eksekusi. Arahkan anak buah ke tujuan.
- Giving. Memiliki jiwa yang rela berbagi. Motto Pak Anthony Dio Martin didalam facebook beliau: “Give the best to the WORLD, and the best will be given back to you” (paling enggak, balik modal-lah…..;-))
Diskusi Telpon, SMS.
Pemimpin Disaat Tidak Kritis. (Bp Ongko).
Sikap
kepemimpinan biasanya muncul dalam situasi kritis. Ada juga pemimpin
yang muncul dalam situasi biasa saja, sebagai pemimpin informal. Mungkin
dia tidak punya gelar, tanpa ada pengangkatan, tapi dia diterima oleh
lingkungannya. Kenyataannya, pemimpin formal dan informal bisa ada dalam
situasi yg sama. ADM: Idealnya pemimpin yang formal juga
sekaligus informal. Kadang sulit dijelaskan adanya orang yang
kharismanya besar, walaupun dia bukan pejabat. Pemimpin informal jangan
dimusuhi, tapi diajak berinteraksi karena kemampuannya melobi yang baik
bisa bermanfaat. Kalau pengaruhnya negatif, usahakan untuk menguranginya
dengan pengaruh positif kita.
Pemimpin Tidak Peduli Pelanggan. (Bp Delfi)
Begitu ada masalah dengan customer, dia tidak peduli dan lepas tangan. ADM:
Karakter leader akan terlihat disaat kritis. Jangan fokus pada orangnya
tapi pada masalahnya. Ini kesempatan bagi Anda untuk menunjukkan sikap
kepemimpinan dengan menyelesaikan masalah dengan customer.
Pemimpin Dalam Bisnis Keluarga (Bp Dicky)
Apa tips menghadapi “ibu Negara” didalam bisnis keluarga yang fokusnya hanya pada pekerjaan, bukan pada orangnya. ADM:
Berikan pengertian melalui orang yang dekat dengan beliau, bagaimana
perhatian kepada orangnya akan mendorong naiknya penghasilan perusahaan.
Salesman Tidak Disiplin. (Bp Andreas)
Ada karyawan yang tidak datang kekantor ‘on time’. ADM:
Disaat tidak datang ‘on time’, mereka harus menghasilkan, dan mencapai
target. Yang paling parah: datang terlambat dan tidak menghasilkan apa
apa. Ada prinsip seperti ini: “I do not care what time you come, but how much money you put on the table”.
Bukan Tipe Pemimpin. (Bu Evi)
Bagaimana dengan orang yang tipe pekerja, bukan pemimpin? ADM:
Pekerja juga bisa memberi pengaruh melalui pekerjaan, misalnya hasil
research…dengan begitu Anda sebetulnya adalah seorang pemimpin juga.
Sumber Curhat. (Bu Asni)
Suka memotivasi orang lain, menerima curhat dari teman teman, tapi suka memendam sendiri masalah yang dihadapi. ADM:
Kadang2 kita juga perlu menerima masukan dari orang lain, dengan sudut
pandang yang berbeda, yang kita sendiri tidak bisa melihatnya dengan
jernih. Namun kita tidak harus selalu setuju dengan pendapat orang itu.
Curhat kadang2 memberi manfaat kepada kita.
Komentar Iseng.
Kita tidak perlu punya title untuk menjadi Leader. Nah, buat yang sudah punya title, jabatan….apakah tidak bisa menjadi Leader….? ;-)) (hukum bolak balik…..)
Self mastery: Competent, Creative, Common-sense. Power With People: Kharisma, Character. Persuasive Communication: Communicate. Execution: Courage. Giving: Conviction. (rupanya mereka saling nyontek ya….;-))
Manager dan Leader beda ya….? Menurut Mark Sanborn, Manager: exercise power over the people(memakai kuasanya terhadap orang lain)
Leader: exercise power with people (memakai kuasanya bersama orang lain).
Ini dia pesan lainnya dari Mark:
- At the end of the day, leaders are characterized by their legacy, not their resume.(dilihat dari apa yang dia wariskan buat orang lain, bukan dari riwayat hidupnya….;-))
- All leaders, whether or not they have a title, increase ROI: Relationships, Outcomes and Improvements (saya lebih suka ORI, Obligasi RI: Outcome (hasil) didapat dari Relationship (hubungan baik) dan Improvement (perbaikan, peningkatan)
- Leadership is an invitation to greatness that we extend to others.
sumber : http://anthonydiomartin.blogspot.com/2011/10/you-dont-need-title-to-be-leader.html

Tidak ada komentar:
Posting Komentar